Falling In Love?


     Logikanya, setiap orang akan mencari pasangan yang baik menurut kriterianya. Termasuk aku, aku juga ingin mendapakan pasangan yang baik, yang dapat ku percaya disaat kami berjauhan, yang juga memikirkan ku disaat aku memikirkannya. Menjalani kehidupan dengan tertawa bersama. Tapi kenyataannya, awal yang aku kagumi terus terbang menjauh, memasuki bagian selanjutnya. Aku sadar aku tidak bisa berharap untuk selalu berada dititik yang sama hanya karna aku menyukainya. Lifes go on. We should move on. Even from the thing that we thought its best part. 

    Cinta itu bukan soal selalu tertawa berdua, atau jalan berdua dengan scene romantis. Bukan juga selalu cemburu-cemburuan dan ngambek-ngambekan, apalagi selalu chattingan setiap saat. Cinta itu luas. Cinta itu kasih sayang. The way you act, the way you talk, the way you treat others, the way you see, the way you live. Gak ada dalam sejarahnya ditemukan seorang manusia sempurna yang akan selalu ada buat kita dan gak bakal bikin kita patah hati. All humans are heartbreaker. Manusia itu egois, ingin dipuji, ingin dicintai, ingin ditemani, selalu ingin lebih, gak peka, bodo amat, tamak, nyebelin, dan banyak lagi sifat-sifat lainnya. Salah, iya salah kalo kita berharap akan ada seseorang yang sempurna yang mau selalu menemani kita setiap detik tanpa memiliki kesalahan yang perlu dimaafkan. We need to remember, we all are humans, and so us. Me, you. Terkadang, sebuah hubungan tanpa sadar membuat kita menjadi makhluk yang lebih buruk. Bukan membuat kita menjadi makhluk yang lebih baik, karena kita terlalu sibuk mengoreksi, memata-matai pasangan kita dengan berbagai kesalahan yang padahal cuman seujung kuku pentingnya. 

     Aku juga pernah berada dalam fase itu, iya, semua orang berproses. Kalau kamu punya pasangan yang selalu ngambek padahal kamu gak merasa salah, mengertilah, mungkin dia sedang dalam prosesnya dalam menjadi kupu-kupu. Kamu sudah memilih dia, maka ayomilah dengan sabar, dengan cinta, bukan membalas dengan hal yang sama tidak menyenangkannya. Dan kalau kamu sedang berada dalam fase kekanak-kanakan tersebut, sadarlah, berhenti menyakiti dirimu sendiri dan orang lain. Berpikirlah lebih dewasa, lihatlah lebih jauh, dengarlah lebih banyak, agar kamu lebih mengerti. Dan kalau kamu dan dia sama, sama-sama menyakiti, sama-sama kekanak-kanakan, sama-sama tidak membuat satu sama lain menjadi lebih baik, sama-sama selalu saling curiga, sama-sama selalu berprasangka, pikirkanlah lagi, siapa yang sedang kamu cintai, dia, atau ego-mu?

     
Kemaren setelah melepaskan genggamannya, aku menangis hebat, terasa sakit hingga nafasku terisak. Tapi pagi ini, aku sadari, aku lega, semua kabut kekhawatiran itu menghilang, dan rasa sakit itu tidak begitu berarti lagi, hanya tertinggal embunnya, membuat ku sejuk, pandanganku yang sempit menjadi lebih tajam, pikiranku yang childish menjadi lebih bijak, membuatku dapat berpikir bahwa kemarin, bukanlah cinta yang aku bagi, melainkan hanya sebatas keegoisan, ketakutan, dan hawa nafsu.

     Dan penting untuk menyadari bahwasannya, kita semua tidak selalu benar, kesalahan yang kita buat kemarin bukan akhir dari segalanya, bukan sesuatu yang harus selalu diratapi, tapi sesuatu yang perlu dipelajari, agar kedepannya, dapat menjadi manusia yang lebih baik lagi. To love others, and yourself.


Komentar