Be Thankful While Living in Sosmed Life



Hari ini datang juga. Saat-saat seperti ini memang tidak bisa dihindari, bagaimana pun kita menyangkalnya. Aku, hanyalah seorang gadis biasa. Aku, tidak sepandai mereka. Aku, tidak secantik mereka. Aku, tidak sekaya mereka. Terus saja aku menjabarkan kekurangan ku dan tak menyapa kelebihan ku sedikitpun. Kadang, air mata ku sampai menetes hanya karena membandingkan diriku dengan orang lain. Maklum, kita hidup dimana gengsi dan pencitraan di negara kita lumayan tinggi. Persaingan akan social life semakin ketat. Generasi muda yang ada, berlomba-lomba memperlihatkan moment-moment mewahnya di social media. Dan aku? Aku hanya bisa melihatnya saja, berharap hidupku seperti mereka. 

Paragraph di atas adalah salah satu dari potongan efek samping yang ditimbulkan oleh negativity of social media. Tokoh aku di atas sedang ada pada fase yang buruk. And that’s not being thankful. Lalu bagaimana caranya agar mudah untuk mensyukuri apa yang kita miliki? Gue sering mendengar istilah “love what you have and you’ll be happy”. Ungkapan ini benar adanya, jangan menunggu bahagia untuk bersyukur, tapi bersyukurlah maka lo akan bahagia. Jujur, negara kita Indonesia yang tercinta ini sudah mulai membentuk circlenya masing-masing tentang status social. Dan hal ini membuat social pressure jadi semakin tinggi. Tidak jarang ada yang merasa down diluar sana karena melihat foto di social media orang lain yang fancy. 

Tujuan gue membuat tulisan kali ini cuma satu. Menyadarkan mereka-mereka yang sedang sesak napas karena asap social media untuk menghirup udara segar. Please stop comparing. You are not them. You are not anyone else’s opinion. You don’t have to act like them. You don’t have to upload nice things on social media and got complishment over it. What is that for? Popularity? Kepuasan tersendiri? Happiness? Sedih. Gue cuma bisa sedih melihat keadaan sekarang. Gue bingung, sebernarnya, apa sih tujuan akan adanya social media seperti yang lagi ngetrend-ngetrendnya sekarang, instagram. Ajang show off? Atau pamer? Sama aja. Atau hanya sekedar ikut-ikutan apa yang sedang ngetrend sekarang? Begitulah kira-kira kebanyakan orang-orang menggunakan social media. Banyak juga orang-orang yang menggunakan instagram untuk positivity, seperti bisnis, atau pure ingin sharing with others tentang daily life mereka, yang pasti berfaedah lah buat orang lain. Beginilah generasi sekarang, banyak yang pemikirannya terbatasi tentang menggunakan internet. Hebatnya ya stalking, nonton vlog yang isinya ketawa haha hihi doang. Padahal internet itu gunanya bisa sampai Z, kebanyakan anak muda zaman sekarang hanya menggunakannya sampai di F. tidak lain dan tidak bukan, semua itu bukan karena kita gak bisa, tapi gak mau.

Bagi lo semua yang sedang sedih karena merasa lo gak secantik mantan pacar lo yang lo liat di social media, atau dengan alasan semacamnya, udah. Stop it. Everyone is beautiful in their own way. Fisik bukan satu-satunya penilaian yang berarti. Memang, seperti apa yang dikatakan Gitasav di blognya, kita hidup di negara yang orang-orangnya lebih mementingkan penampilan luar dibanding hati dan isi otaknya. Tapi inget, hati dan isi otak akan memancarkan cahayanya sendiri yang berdampak gimana orang lain memandang lo, dan itu berlaku untuk waktu yang lama, seumur hidup lo. Soal cantik, itu temporary. Mau secantik apapun lo, entar tua juga. Kalo gak tua, ya mati. Lo cuma bisa nunjukin foto kecantikan lo ke anak cucu lo dan bilang “nenek cantik kan dulu”. Semua hanya akan jadi kenangan. Justru apa yang ada dihati dan di otak lo yang akan selalu berdampak ke sekitar. 

Gue ngomong kayak gini juga ada sebabnya. Gue pernah down. Gue pernah merasa bukan siapa-siapa. Gue pernah merasa gak diperlukan. Being ignored. Maybe everyone does. Not everyone but most people yes. That’s normal, dan yang bisa membuat lo bisa feel okay again is only your own self. Orang-orang cuma bisa ngasih lo saran, tapi yang memutuskan kedepannya lo tetep mau meratapi kegelisahan lo atau move on untuk memikirkan hal yang lebih penting ya cuma diri lo sendiri. So, for anybody out there who think you’re nothing, Imma tell you what you are. You are a person your parents will always proud of. You are a person that your parents and family love. You are someone, you are something. Nothing is really nothing. We have our own way. We made different to live differently with our own beauty. Everyone deserves happiness. And so you.

Komentar