Highlights of 2018


     So… this is all about what I got in a past year. Mari kita kilas balik 2018. Dalam ungkapan perkata, 2018 untuk ku pribadi adalah kejutan, tidak disangka-sangka, mengagetkan, penuh pelajaran, manis, pahit, asam, asin. Kebetulan, di 2018 ini aku bertambah umur genap menjadi 20 tahun, umur yang selalu aku bayangkan dan tebak akan bagaimana jadinya. Karena aku merasa umur 20 tahun adalah sebuah gerbang memasuki level baru dalam kehidupan. Kalau dibuat dramatis, ceritanya begini. Berulang kali aku terjatuh dan terluka, goncangan pertama membuatku kaget sampai hampir tak bisa bernafas, goncangan kedua tanpa ragu menjatuhkanku kembali sampai aku terisak-isak, goncangan ketiga, keempat, kelima, keenam, ketujuh, aku mati rasa. Tangisanku tak terdengar lagi oleh diriku sendiri, yang jelas, setiap kali aku menangis, aku sangat bersyukur, karena Tuhan masih memberi ku cara untuk melampiaskan perasaan. Semua campur aduk, dalam bongkahan masalah-masalah yang menimpa ku pada waktu bersamaan, yang aku bahkan tidak tahu kapan berakhirnya timpaan itu, aku mendapatkan pelajaran baru. Masalah-masalah itu bukan sekedar masalah, didalamnya menyelipkan banyak sekali makna, beberapa patah isi hati yang dipendam, tumpukan pikiran-pikiran yang diabaikan, jutaan perasaan yang terbuang, yang tidak ingin diungkapkan oleh pemiliknya, dan tidak diketahui orang banyak. Mereka tidak hilang, mereka hanya pergi ke tempat yang lain dan membentuk diri menjadi hal baru, yang berdampak besar dimasa depan. Sekecil apapun itu.
     Dititik dimana belasan kali kuseka air mataku, seolah-olah masalah itu memberi tahu maksudnya, memberiku kunci untuk masuk ke masa lalu, yang jika tidak ada hadirnya, mungkin aku tidak akan pernah tahu apa yang dulu pernah terjadi saat aku tidak disana. Entah bagaimana ceritanya, kunci itu membawa ku ke tempat paling asing, yang bahkan aku tidak sangka ada. Mungkin kalau bisa dibilang, masalah itu membawa ku ke negeri atlantis. Negeri yang terkubur dimana tidak seorang pun tahu letaknya.
     Sembari mencerna dan berusaha menerima semuanya, aku harus dihadapkan oleh tanggung jawab. Pada umur 20 tahun ini, mata ku melihat lebih jauh dan menyadari lebih tentang makna adanya diriku sendiri didunia ini. Ditengah pekiknya masalah yang menyapa, tanggung jawab terus memanggilku dari sisi yang berbeda-beda, berulang kali aku hilang fokus. Tanggung jawab sebagai anak, tanggung jawab sebagai kakak, tanggung jawab sebagai anak pertama, tanggung jawab sebagai seorang member keluarga, tanggung jawab kepada diri sendiri, tanggung jawab terhadap tugas-tugas kuliah, tanggung jawab pada pekerjaan, tanggung jawab kepada dosen, tanggung jawab sebagai seorang mahasiswa yang pasti memiliki peran diperkuliahan, di organisasi, tanggung jawab sebagai teman, dan tanggung jawab atas setiap hubungan personal ke manusia manapun yang aku temui, tanggung jawab kepada Tuhan. Sama sekali aku tidak menganggap itu main-main. Tapi entah mengapa, seolah-olah aku kacau, aku mencoba ada untuk semua hal, sampai aku hampir lupa tujuan ku sendiri. Tapi lagi, Tuhan punya cara-Nya sendiri untuk selalu memberi tahu jalan mana yang harus aku tempuh.
     Sampai tiba dimana aku merasa aku adalah orang yang paling kesulitan di dunia ini, yang ternyata aku sangat salah. Mataku sempat tertutupi rasa sakit dan kesedihan, sampai aku tidak sadar banyak orang disekitar ku yang juga butuh dukungan. Aku berkata aku sabar, padahal aku lupa bagaimana caranya, ku katakan aku ikhlas, tapi aku bahkan tidak kenal lagi dengannya, kurasa aku tulus, tapi rupanya belum. Kukatakan pada diriku tak apa, dan Tuhan ajarkan lagi semua dari awal. Di tahun 2019 ini, siapapun kamu, apapun yang kamu alami, jika tidak sesuai rencanamu, percayalah, Dia punya rencana yang jauh lebih indah dari apapun yang kamu bayangkan. Jangan lupakan bagian paling pentingnya, kamu :)
 

 

Komentar

  1. Sedih kak bacanya:( semangat kak! 2019 is your year!🧡🧡

    BalasHapus

Posting Komentar